Anda pecinta olahraga panjat
tebing? Bisa coba salah satu destinasi pendakian gunung di daerah Purwakarta
ini, Gunung Parang. Gunung yang memiliki kontur fisik unik ini mengundang
banyak wisatawan domestik maupun luar negeri untuk menguji adrenalin. Gunung
batu yang menjulang tinggi menjadi tempat yang seru bagi para pecinta panjat
tebing atau pendaki gunung.
Gunung yang memiliki ketinggian
930 mdpl ini terletak di Kampung Cirangking, Desa Pasanggrahan, Kabupaten
Purwakarta. Dengan melakukan perjalanan
selama 2 jam (dari Bandung) kita dapat sampai di lokasi pendakian. Akses masuk
ke daerah ini pun tergolong cukup mudah, karena jalanan dapat dilalui dengan
kendaraan beroda dua maupun empat.
Terdapat dua jalur
pendakian Gunung Parang, yaitu via Taraje atau Ferrata. Keduanya punya tantangan
tersendiri dan tetap seru untuk dilalui. Kali ini, saya ingin berbagi
pengalaman pendakian melalui via Taraje.
Taraje berasal dari
bahasa Sunda yang berarti tangga. Dari arti namanya saja sudah terbayang bahwa
akan ada anak tangga yang akan dilalui dalam pendakian. Di awal pos pendakian,
kita harus membayar tiket sebesar Rp10.000,- per orang. Jalur yang dilalui
cukup aman karena ada beberapa petunjuk arah yang akan membantu selama proses
pendakian.
Untuk memulai
pendakian, kita akan melewati kawasan hutan yang cukup lebat. Terdapat banyak pohon
besar dan rindang dengan akar yang akan dengan mudah ditemui di permukaan
tanah. Selanjutnya jalanan berbatu besar pun akan banyak kita temui sebagai
pijakan untuk menuju hutan yang lebih dalam.
Pemandangan jurang
akan mulai tampak ketika kita semakin masuk ke dalam hutan. Jalanan yang
menanjak tentu membuat tenaga terkuras. Bukan hanya berjalan, namun sesekali
kita harus merundukan badan untuk melewati dahan pohon yang menghalangi jalan.
Atau memanjat tanah dan tebing yang
lebih tinggi. Trek menuju puncak memang didominasi oleh tanjakan dengan
bebatuan. Kita juga harus berhati-hati dengan jurang yang ada di kanan dan kiri
jalan yang curam.
Di tengah perjalanan
ada beberapa tempat untuk beristirahat. Beberapa saung disediakan. Beberapa monyet mungkin akan ditemui dalam hutan.
Ini akan menjadi pemandangan alami yang asik untuk dinikmati di alam bebas.
Persiapan fisik harus
tetap dilakukan dalam pendakian ke Gunung Parang ini. Jika cuaca tidak
bersahabat dan hujan turun, trek akan menjadi lebih sulit, karena akan membuat jalanan menjadi licin. Kewaspadaan
harus tetap ditingkatkan untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.
Perjalanan yang cukup
ekstrim akan dilalui ketika menuju puncak. Berjalan naik dan turun diantara
jurang mengharuskan kita untuk ekstra hati-hati. Kelelahan akan terbayar ketika
berada di puncak. Pemandangan kota akan dapat diamati dari ketinggian gunung.
Komunitas Ulin Jarambah |
Puncak memang bukan
tujuan dalam sebuah pendakian. Tapi menikmati suasana sebuah puncak merupakan
bonus setelah lakukan perjalanan yang cukup melelahkan. Takbir dan tahmid
terucap manakala menyaksikan keindahan alam sebagai ciptaan dari Sang Maha
Kuasa. Sungguh setiap perjalanan akan membuat kita semakin bersyukur terhadap
segala karunia yang telah Allah berikan.
Puncak mana lagi yang
bisa didaki? Petualangan ini selalu dimulai dari langkah pertama dengan niat
belajar dari alam.
Sumber foto: Akun FB Komunitas Ulin Jarambah (Visund Nelda)
Be First to Post Comment !
Posting Komentar