Diary Untuk Nane

Selasa, 10 Maret 2020



Menjadi tua adalah sebuah takdir yang tak dapat dihindari. Merenungi setiap waktu yang terlewati, ternyata ada banyak hal yang harus diperbaiki. Entah terjadi karena kondisi atau memang diri ini lalai berbuat yang baik dan benar. Nyatanya, kesalahan itu tak hanya membawa penyesalan, tapi juga pelajaran yang berharga.

Untaian kisah dalam buku ini akan menjadi saksi bahwa segala yang terlewati adalah hal terindah. Membersamai empat manik hitam yang telah Allah karuniakan sebagai hadiah teristimewa. Mereka adalah guru kehidupan yang tak hanya menempa ketangguhan fisik, namun juga batin.

Tawa, tangis, bisik, celoteh, amarah, tingkah polah, dan segala sikap manusiawi yang dimulai dari sejak buaian hingga gadis remaja terbingkai manis dalam memori. Sungguh sayang jika harus menguap begitu saja bersama lamunan.

Baca juga: Kalian Memang Keren

Tentu tidak... semua harus menjadi kenangan abadi. Ini akan menjadi sebuah benang merah untuk kehidupan di masa yang akan datang. Bahwa diri ini pernah ada...

Dear Nane, tulisan ini akan mengingatkan tentang masa kecil yang mungkin saja kalian lupa. Ummi hanya berharap, ada banyak hikmah dari semua hal yang telah kita lalui bersama. Cerita romantis kita bertiga akan menjadi saksi bahwa cinta Ummi untuk kalian adalah nyata dan tak akan pernah terputus oleh waktu.



 KEEP MOVING

 “Ibu seharusnya tidak terlalu banyak jalan...”

Pesan ibu bidan itu berlanjut dengan rangkaian nasihat tentang menjaga kehamilan di usia muda. Masalahnya ada flek selama beberapa hari walau tak ada nyeri atau keluhan apapun. Semua terjadi karena saya sering jalan kaki.

Entah berapa jauh jarak yang sering ditempuh, tapi kegiatan itu memang sangat menyenangkan. Apalagi jika dilakukan siang hari. Saat pekerjaan rumah telah selesai, pasti akan langsung siap-siap untuk pergi ke suatu tempat. Jika tak ada tujuan pun tetap saja keluar hanya untuk berjalan sekitar rumah.

Sering juga mencari-cari alasan untuk beli sesuatu hanya agar diizinkan pergi. Walau panas terik atau apapun komentar orang, saya tidak peduli. Semua itu dilakukan karena menghindari mual dan pusing yang hebat.

Tapi karena ternyata mengakibatkan pendarahan yang ringan, akhirnya harus mencari cara lain agar masa ngidam ini bisa terlewati dengan damai. Bukan tanpa sebab, cara jalan kaki ini dilakukan selepas mata saya mulai sembuh.

Efek dari mual yang berlebihan itu membuat bagian mata berwana putih menjadi merah. Tak sakit, tapi nyaris membuat semua orang akan ngeri melihatnya. Mereka pasti mengira kalau saya kena benturan, tapi jelas bukan karena itu. Semua terjadi karena otot mata saya tertarik terlalu kuat ketika menunduk saat menjeluak.

Untuk menyembuhkan mata merah saja, dibutuhkan waktu kurang lebih 4 pekan. Rasanya tidak berani untuk bertemu orang lain walau itu saudara. Khawatir mereka merasa risi melihat mata yang nyaris seperti hantu.

Beruntung miliki hobi menyulam, sehingga dapat mengalihkan rasa jenuh. Sebagian waktu benar-benar melakukan aktivitas dalam rumah, dan itu cukup membuat ruang terbatasi. Badan yang terbiasa aktif bergerak harus banyak habiskan waktu dengan duduk.

Usia kehamilan saat itu sekitar 18 minggu, namun perut rasanya telah sesak dan nampak besar sekali. Orang tua berpikir mungkin ada kesalahan penghitungan, tapi rasanya tidak mungkin karena selalu periksa bidan rutin setiap bulannya. Ya...mungkin saja kondisi janin memang baik, sehingga pertumbuhannya cepat.

Selama masa ngidam memang tak pernah ada keluhan yang berarti soal makanan. Apapun bisa masuk. Bahkan aroma bawang putih yang membuat mual saat dimasak pun tak pengaruhi selera saat menyantapnya.

Hanya satu yang tidak mau dimakan, yaitu nasi putih. Setiap melihat atau mencium aroma nasi panas pasti akan menyeluak. Maka sering mengganti kebutuhan karbohidrat dengan makanan lain seperti kentang, umbi, roti atau olahan tepung lainnya. Ditemani dengan lauk pauk seperti biasanya, semua makanan aman mendarat di lambung.

Baca juga: Ketika Semua Sakit

Hmm, rasanya ada rindu menikmati masa hamil kembali. Saat semua orang memperhatikan dan memanjakan. Tak jarang mereka memberikan apapun tanpa diminta. Xixi, siapa sih yang tidak mau menikmati perlakuan seperti ini? Merasa menjadi putri sejagat dalam sebuah istana.

Tapi nyatanya naluri perempuan terlalu kuat. Semua pekerjaan rumah tangga tetap ingin dikerjakan sendiri. Bahkan lebih rajin dari biasanya. Semua perabotan, kusen, lantai bahkan dinding tak ada yang lepas dari sapuan, lap dan kemoceng.

Pakaian tersusun rapi dalam lemari, barang-barang tersimpan di tempatnya, dan ruangan pun selalu bersih. Bangga dan tenang rasanya jika melihat semua dalam keadaan yang apik. Tak pernah merasa lelah bahkan menikmatinya karena merasa sedikit tersalurkan hasrat untuk bergerak.

Memang sedikit aneh. Kata orang, hamil itu bikin malas gerak, tapi nyatanya tidak. Bergerak justru membuat saya bisa alihkan perhatian dari pikiran yang memicu mual juga pusing. Beraktivitas dapat membuat saya berhenti mengeluh dengan terus bertanya, “Kenapa atau ada apa?”. Melakukan sesuatu juga dapat membuat imajinasi saya tersalurkan dan melupakan rasa tidak nyaman akibat perut yang semakin membesar.

Menyulam membuat saya tenang dan lebih banyak mengingat Allah. Suasana damai akan tercipta karena pola pikir yang terus menerus diperbaiki sebagai pengganti keluh kesah. Toh pada kenyataannya masalah itu selalu ada, tapi bagaimana semua harus dilalui agar tidak menganggu keadaan janin.

Bahagia memang tak bisa bergantung pada orang lain, melainkan harus diusahakan sendiri. Selalu mencari sesuatu yang membuat bahagia pun rasanya hanya akan membuat kita menjadi manusia yang tidak bersyukur, karena apa yang sudah Allah beri itulah yang terbaik. Maka hanya belajar menikmati dan lakukan yang terbaik untuk melalui hari adalah satu-satunya jalan agar masa kehamilan dapat dilalui dengan baik-baik saja.

Dear Nane... kalian adalah hadiah terindah yang Allah beri. Sejak hadir dalam rahim ini, Ummi yakin akan banyak karunia yang Allah beri untuk kita.


           



13 komentar on "Diary Untuk Nane"
  1. Banyak hal yang terjadi pada masa itu. Semoga kelak Nane menjadi anak sholihah dan saat membaca cerita ini semakin bertambah kasih dan sayangnya.

    BalasHapus
  2. Tak sabar yaa u jumpa dng si kecil Nane. Semoga tumbuh sehat yaaa

    BalasHapus
  3. Wah pantesan usia 18 minggu udah gede banget ya mba. Lha wong kembar bayinya hehe... Sehat-sehat selalu ya semuanyaaa... Peluk dari jauh ..

    BalasHapus
  4. Ini Nane yang di kiri kanan atau masih di perut ya?
    Semoga sehat semua, kuatir salah saya.
    KArena enggak ada keteranagannya. Maapkeun:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Xixi, yang lagi minum itu Ane, kalau yang pakai baju hijau itu Ana. Nane itu singkatan keduanya, Mbak. Biar enggak ketuker sekalian sebut aja nama keduanya, hehe

      Hapus
  5. Nane itu putri sulung atau bungsunya, Teh? Atau akronim nama keduanya? :)
    Wah, mengenang masa kehamilan akan membawa kita pada bermacam rasa: syukur, haru, bahagia jadi satu. Tak terasa waktu itu sudah berlalu, ya. Tapi manis untuk dikenang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Panggilan keduanya, Mbak. Iya...mengenang untuk menjadi bahan pelajaran ^-^

      Hapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9