Ngapain
repot sih? Beli aja, lebih gampang.
Iya
benar, jika tidak mau ribet memang lebih baik cari yang praktis saja. Cara buat
atau pakainya jauh lebih mudah, tempat belinya juga banyak. Tapi setiap orang
pasti miliki prinsip yang berbeda. Selain mempertimbangkan kondisi keuangan,
saya juga ingin berikan yang terbaik untuk Nane. Menurut saya, alami adalah
yang terbaik.
Saya
lebih banyak memilih bahan atau peralatan yang alami. Untuk makanan saya pilih
bahan dasar yang segar dan sedangkan untuk kebutuhan lain lebih menggunakan
alat atau proses alami. Mulai dari popok, makanan dan beberapa hal lain terkait
kegiatan saya membesarkan Nane, prosesnya lebih banyak manual dan sederhana.
Sejak
lahir, Nane tidak menggunakan pampers. Saya tetap menggunakan popok kain biasa.
Walau repot dua kali lipat karena harus mencuci, menyetrika, atau bolak balik
ganti popok tiap kali mereka buang air kecil atau besar, tapi saya merasa ini
adalah yang terbaik.
Popok
kain biasa lebih aman untuk digunakan. Tidak menyebabkan iritasi kulit atau
efek samping lainnya. Saya harus menyediakan lebih banyak popok, dan mencuci
juga menyetrika lebih sering untuk memenuhi kebutuhan ini. Tapi karena sudah
menjadi pilihan, maka harus konsekuen dengan semua resikonya. Toh ini semua untuk kebaikan Nane.
Jangan
tanya saat musim hujan tiba. Semua aktivitas pasti menjadi dua kali lipat. Jika
memang sudah terdesak karena kehabisan popok, alternatif terakhir adalah dengan
menggunakan pampers. Mau tidak mau pampers menjadi alternatif terakhir sambil
menunggu popok kering kembali.
Selain
pampers, hal lain yang sering dikomentari oleh orang terdekat adalah soal
pemilihan bahan makanan pendukung ASI. Sejak Nane usia 6 bulan sudah saya beri
makan. Mulai dari buah hingga bubur. Saya juga lebih banyak menggunakan bahan dan
cara yang alami.
Membeli
beras merah, beras putih, dan kacang hijau lalu saya haluskan sendiri dengan
menggunakan blender. Kemudian dimasak dengan variasi lauk tambahan lain. Hingga
mereka dapat mulai makan nasi tim, kegiatan menghaluskan mulai dikurangi,
kecuali untuk membuat jus buah.
Kerepotan
ini yang sering mendapat masukan dari orang lain, terutama keluarga dekat.
Mungkin mereka melihat saya harus bersusah payah menyiapkan semua bahan sendiri.
Sementara pekerjaan sehari-hari juga sudah banyak. Tapi saya coba untuk tetap menjalaninya.
Saya
jarang sekali memberi mereka makanan instan. Untuk cemilan pun lebih sering
menyediakan buah dan sayuran yang bisa dikukus seperti wortel, buncis atau
kentang. Ini adalah cara praktis dan juga menyehatkan. Tak perlu berlelah
menyiapkannya tapi anak-anak suka dan semoga vitamin serta zat lainnya dapat
terpenuhi dengan baik. Cukup direbus atau kukus saja.
Tapi
ini bukan berarti anti dengan kue yang ada di toko. Untuk kudapan lain saya lebih
memilih kue basah atau kering yang sering dijual di toko langganan. Makanan
yang tidak menggunakan MSG atau bahan pengawet menjadi poin utama ketika memilih
makanan.
Sejak
diberi makanan tambahan ini, kebutuhan susu formula Nane memang sedikit
berkurang. Sebagai gantinya adalah dengan menyediakan makanan pendamping untuk
memenuhi kebutuhan gizi Nane. Sejak masa ini Nane punya selera makan yang
bagus. Tidak pernah menolak jika diberi jenis makanan apapun. Makannya selalu
lahap sehingga banyak orang yang senang menyuapinya.
Jarang
sekali terjadi drama untuk membujuk mereka makan. Cukup memberikan mainan,
mengajak ngobrol atau menonton televisi, itu sudah cukup untuk membuat Nane mau
makan. Jikalau memang sedang bermasalah pun saya biasanya akan menunda waktu
makan hingga semua kondusif. Ini dilakukan agar saya dapat menjaga emosi saat
menyuapi.
Saat
anak sulit disuapi, biasanya akan memicu rasa kesal lebih cepat muncul. Memaksakan
anak untuk makan juga hanya akan membuatnya merasa tidak nyaman dan bukan hal
mustahil akan membuat mereka merasa trauma. Perasaan tidak nyaman akan terekam
dalam memorinya, sehingga kegiatan makan akan menjadi sesuatu yang tidak
disukai oleh anak.
Menyiapkan
anak untuk kondusif memang membutuhkan kesabaran. Agar anak mau makan, saya
biasa mengajaknya bermain dan membujuknya (tanpa membawa piring terlebih
dahulu). Beraktivitas juga akan membuat Nane lapar, sehingga proses menyuapi
pun akan berjalan lancar.
Membiasakan
makan dengan waktu yang teratur membuat jadwal harian mereka semakin tertib.
Mengenalkan disiplin sejak dini adalah memang suatu keharusan. Hanya cara dan kegiatannya
harus disesuaikan dengan tumbuh kembang anak.
Pertumbuhan
Nane memang sangat cepat. Tubuhnya gemuk tapi tidak menghambat geraknya. Mereka
juga jarang terkena sakit sejak diberi makanan pendamping ini. Mungkin anti
body mereka muncul dengan asupan gizi yang terpenuhi.
Bersyukur
sekali melihat mereka tumbuh sehat. Masa sakit panjang yang harus dialami saat
Nane terjangkit ISPA menjadi cambuk
untuk waspada dan memperbaiki diri. Termasuk memilih makanan pendamping susu
formula.
Rasa
lelah itu tidak menjadi masalah jika miliki tujuan untuk kebaikan. Cinta kasih
yang besar menjadi sumber kekuatan untuk mengusir lelah. Semua ibu pasti akan
berkorban banyak untuk kebaikan anak-anaknya, karena bahagia baginya adalah
melihat buah hati dapat tumbuh dengan sehat.
Keren deh mbak bisa sekonsisten itu menyiapkan anak-anak dengan segala hal yang alami. Semoga Nane sehat selalu ya, beruntung sekali Nane punya mommy yang rajin dan cekatan mengurus anak-anak
BalasHapusHebat mba dengan prinsipnya. Memang yang alami itu selalu yang terbaik ya. Dulu waktu Erysha lahir sampai usia 0 -6 bulan. Aku selalu pakein dia popok kain bukan pampers. Karena dia masih bayi banget dulu, jadi nggak berani kasih pampers. Mpasi nya selalu yang alami, nggak pernah aku kasih yang instan hihihi. Memang nggak mudah sih begitu. Semoga nanti anak ke 2 aku masih semangat seperti dulu dan ada yang bantuin hihihi
BalasHapusSalut dengan perjuangannya, Mbak. Bisa konsisten gitu.
BalasHapusBtw ...
Pampers ini nama brand ya, Mbak. Maaf, kalau boleh koreksi, mungkin lebih pas kalau ditulis diapers atau pospak (popok sekali pakai). CMIIW.
Orang tua memang selalu ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Tapi nggak banyak yang maunya manual. Kebanyakan orang inginnya instant.
BalasHapusWah, keren nih prinsip Teteh. Walaupun sebenarnya hal-hal yang di atas tetap bisa dikompromikan sih kalau saya ;)
BalasHapusMisalnya tentang diapers, terus terang kalau saya pakai 2-2nya. Baik cloth diapers atau yang sekali pakai. Tergantung sikon. Apapun itu, insyaallah kita pastinya berusaha menjadi ibu terbaik ya, Teh :)