Kenapa Harus Instan Jika Bisa Alami?

Sabtu, 14 Maret 2020

Ngapain repot sih? Beli aja, lebih gampang.

Iya benar, jika tidak mau ribet memang lebih baik cari yang praktis saja. Cara buat atau pakainya jauh lebih mudah, tempat belinya juga banyak. Tapi setiap orang pasti miliki prinsip yang berbeda. Selain mempertimbangkan kondisi keuangan, saya juga ingin berikan yang terbaik untuk Nane. Menurut saya, alami adalah yang terbaik.

Saya lebih banyak memilih bahan atau peralatan yang alami. Untuk makanan saya pilih bahan dasar yang segar dan sedangkan untuk kebutuhan lain lebih menggunakan alat atau proses alami. Mulai dari popok, makanan dan beberapa hal lain terkait kegiatan saya membesarkan Nane, prosesnya lebih banyak manual dan sederhana.

Sejak lahir, Nane tidak menggunakan pampers. Saya tetap menggunakan popok kain biasa. Walau repot dua kali lipat karena harus mencuci, menyetrika, atau bolak balik ganti popok tiap kali mereka buang air kecil atau besar, tapi saya merasa ini adalah yang terbaik.

Popok kain biasa lebih aman untuk digunakan. Tidak menyebabkan iritasi kulit atau efek samping lainnya. Saya harus menyediakan lebih banyak popok, dan mencuci juga menyetrika lebih sering untuk memenuhi kebutuhan ini. Tapi karena sudah menjadi pilihan, maka harus konsekuen dengan semua resikonya. Toh ini semua untuk kebaikan Nane.

Jangan tanya saat musim hujan tiba. Semua aktivitas pasti menjadi dua kali lipat. Jika memang sudah terdesak karena kehabisan popok, alternatif terakhir adalah dengan menggunakan pampers. Mau tidak mau pampers menjadi alternatif terakhir sambil menunggu popok kering kembali.

Selain pampers, hal lain yang sering dikomentari oleh orang terdekat adalah soal pemilihan bahan makanan pendukung ASI. Sejak Nane usia 6 bulan sudah saya beri makan. Mulai dari buah hingga bubur. Saya juga lebih banyak menggunakan bahan dan cara yang alami.

Membeli beras merah, beras putih, dan kacang hijau lalu saya haluskan sendiri dengan menggunakan blender. Kemudian dimasak dengan variasi lauk tambahan lain. Hingga mereka dapat mulai makan nasi tim, kegiatan menghaluskan mulai dikurangi, kecuali untuk membuat jus buah.

Kerepotan ini yang sering mendapat masukan dari orang lain, terutama keluarga dekat. Mungkin mereka melihat saya harus bersusah payah menyiapkan semua bahan sendiri. Sementara pekerjaan sehari-hari juga sudah banyak. Tapi saya coba untuk tetap menjalaninya.

Saya jarang sekali memberi mereka makanan instan. Untuk cemilan pun lebih sering menyediakan buah dan sayuran yang bisa dikukus seperti wortel, buncis atau kentang. Ini adalah cara praktis dan juga menyehatkan. Tak perlu berlelah menyiapkannya tapi anak-anak suka dan semoga vitamin serta zat lainnya dapat terpenuhi dengan baik. Cukup direbus atau kukus saja.

Tapi ini bukan berarti anti dengan kue yang ada di toko. Untuk kudapan lain saya lebih memilih kue basah atau kering yang sering dijual di toko langganan. Makanan yang tidak menggunakan MSG atau bahan pengawet menjadi poin utama ketika memilih makanan.

Sejak diberi makanan tambahan ini, kebutuhan susu formula Nane memang sedikit berkurang. Sebagai gantinya adalah dengan menyediakan makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhan gizi Nane. Sejak masa ini Nane punya selera makan yang bagus. Tidak pernah menolak jika diberi jenis makanan apapun. Makannya selalu lahap sehingga banyak orang yang senang menyuapinya.

Jarang sekali terjadi drama untuk membujuk mereka makan. Cukup memberikan mainan, mengajak ngobrol atau menonton televisi, itu sudah cukup untuk membuat Nane mau makan. Jikalau memang sedang bermasalah pun saya biasanya akan menunda waktu makan hingga semua kondusif. Ini dilakukan agar saya dapat menjaga emosi saat menyuapi.

Saat anak sulit disuapi, biasanya akan memicu rasa kesal lebih cepat muncul. Memaksakan anak untuk makan juga hanya akan membuatnya merasa tidak nyaman dan bukan hal mustahil akan membuat mereka merasa trauma. Perasaan tidak nyaman akan terekam dalam memorinya, sehingga kegiatan makan akan menjadi sesuatu yang tidak disukai oleh anak.

Menyiapkan anak untuk kondusif memang membutuhkan kesabaran. Agar anak mau makan, saya biasa mengajaknya bermain dan membujuknya (tanpa membawa piring terlebih dahulu). Beraktivitas juga akan membuat Nane lapar, sehingga proses menyuapi pun akan berjalan lancar.

Membiasakan makan dengan waktu yang teratur membuat jadwal harian mereka semakin tertib. Mengenalkan disiplin sejak dini adalah memang suatu keharusan. Hanya cara dan kegiatannya harus disesuaikan dengan tumbuh kembang anak.

Pertumbuhan Nane memang sangat cepat. Tubuhnya gemuk tapi tidak menghambat geraknya. Mereka juga jarang terkena sakit sejak diberi makanan pendamping ini. Mungkin anti body mereka muncul dengan asupan gizi yang terpenuhi.

Bersyukur sekali melihat mereka tumbuh sehat. Masa sakit panjang yang harus dialami saat Nane terjangkit ISPA  menjadi cambuk untuk waspada dan memperbaiki diri. Termasuk memilih makanan pendamping susu formula.

Rasa lelah itu tidak menjadi masalah jika miliki tujuan untuk kebaikan. Cinta kasih yang besar menjadi sumber kekuatan untuk mengusir lelah. Semua ibu pasti akan berkorban banyak untuk kebaikan anak-anaknya, karena bahagia baginya adalah melihat buah hati dapat tumbuh dengan sehat.


5 komentar on "Kenapa Harus Instan Jika Bisa Alami?"
  1. Keren deh mbak bisa sekonsisten itu menyiapkan anak-anak dengan segala hal yang alami. Semoga Nane sehat selalu ya, beruntung sekali Nane punya mommy yang rajin dan cekatan mengurus anak-anak

    BalasHapus
  2. Hebat mba dengan prinsipnya. Memang yang alami itu selalu yang terbaik ya. Dulu waktu Erysha lahir sampai usia 0 -6 bulan. Aku selalu pakein dia popok kain bukan pampers. Karena dia masih bayi banget dulu, jadi nggak berani kasih pampers. Mpasi nya selalu yang alami, nggak pernah aku kasih yang instan hihihi. Memang nggak mudah sih begitu. Semoga nanti anak ke 2 aku masih semangat seperti dulu dan ada yang bantuin hihihi

    BalasHapus
  3. Salut dengan perjuangannya, Mbak. Bisa konsisten gitu.

    Btw ...

    Pampers ini nama brand ya, Mbak. Maaf, kalau boleh koreksi, mungkin lebih pas kalau ditulis diapers atau pospak (popok sekali pakai). CMIIW.

    BalasHapus
  4. Orang tua memang selalu ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Tapi nggak banyak yang maunya manual. Kebanyakan orang inginnya instant.

    BalasHapus
  5. Wah, keren nih prinsip Teteh. Walaupun sebenarnya hal-hal yang di atas tetap bisa dikompromikan sih kalau saya ;)
    Misalnya tentang diapers, terus terang kalau saya pakai 2-2nya. Baik cloth diapers atau yang sekali pakai. Tergantung sikon. Apapun itu, insyaallah kita pastinya berusaha menjadi ibu terbaik ya, Teh :)

    BalasHapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9