Semua Tak Pernah Sama

Minggu, 15 Maret 2020


Usia satu hingga dua tahun merupakan masa keajaiban bayi yang dapat dilihat secara nyata. Pertumbuhan mereka yang signifikan akan ditandai dengan berbagai kepandaian yang dapat dilakukan oleh bayi secara bertahap sesuai dengan perkembangan usianya. Bayi yang pada awalnya hanya bisa terbaring, maka seiring waktu akan dapat bergerak hingga berpindah tempat.

Begitu juga dengan Nane, mereka menunjukkan perubahan yang sesuai dengan tumbuh kembangnya. Mulai dari duduk, merangkak, berdiri, merambat hingga berjalan. Kami menikmati proses perubahan itu dan selalu merasa terkagum dengan keajaiban semuanya.

Kembar memang tak selalu sama, ini juga jelas terlihat dari setiap perkembangannya. Antara Ana dan Ane selalu ada selisih waktu dalam pencapaian kegiatan yang dilakukan. Padahal perlakuan yang diberikan pasti sama. Tapi inilah yang kembali membuktikan bahwa tak ada yang sama di dunia ini, bahkan kembar sekalipun.

Saat itu Nane sedang tertidur pulas, saya menyempatkan diri untuk mencuci. Letak kamar mandi yang tidak jauh dari kamar membuat saya masih bisa bolak balik memantau keadaan mereka. Tiba-tiba terdengar suara.

Bergegas saya menuju kamar, dan sungguh kaget luar biasa ketika melihat Ana yang sudah duduk dengan posisi yang belum benar. Salah satu tangan menopang badannya di bantal, dan badannya bersender di guling. Dia tersenyum lebar ketika melihat saya.

Sementara Ane juga melihat Ana dengan senyum yang lebar juga dengan posisi tidur. Kepolosan wajah mereka saat bangun tidur dengan ekpresi bergembira itu langsung membuat saya ikut tersenyum dan memburu Ana. Saya khawatir dengan tubuhnya yang masih belum kuat duduk sendiri.  
Saat itu usia mereka menginjak 5 bulan. Belum terlalu banyak pergerakan berarti selain berguling di atas kasur atau karpet. Kejadian Ana duduk sendiri ini tentu membuat kaget karena sebelumnya dia bisa duduk dengan bantuan, dan selalu dijaga agar tidak jatuh.

Tapi rupanya bayi punya insting untuk belajar mencoba sendiri. Sejak saat itu, Ana semakin terampil duduk sendiri dan mulai dapat memposisikan dengan benar. Ana yang duduk  sering bermain dengan Ane yang masih dalam posisi tertidur, telungkup atau duduk dalam pangkuan.

Tapi ini tak berlangsung lama, karena dua pekan kemudian Ane juga sudah dapat duduk sendiri. Sama, kejadian ini juga terjadi saat bangun tidur. Saya terbangun karena mendengar suara mereka yang sedang bermain, dan kaget ketika melihat posisi kedua anak itu sudah duduk saling berhadapan.

Bahagia sekali melihat mereka bermain seperti itu. Pipi chubby mereka menjadi landasan cubitan dan ciuman gemas karena kelucuan mereka yang sudah duduk dan ngobrol dengan bahasa bayi berdua. Sejak saat itu semua menjadi lebih mudah. Mulai membiasakan mereka untuk makan dan minum sendiri sambil duduk.

Sekitar usia 7 bulan, lagi-lagi Ana menunjukan perkembangan lebih cepat. Kali ini dia dapat merangkak untuk mengambil mainan. Saat itu saya melihat prosesnya yang sedang mengangkat tubuh, lalu menggerakan tangan untuk maju perlahan.

Memang butuh sedikit bantuan, tapi akhirnya dia berhasil mencapai mainan itu setelah beberapa kali roboh. Mungkin karena otot tangan dan bahunya belum kuat. Tapi semangat mencobanya terus muncul tiap kali melihat mainan boneka yang disukainya.

Tak butuh waktu terlalu lama untuk Ane menyusul keterampilan Ana merangkak. Keesokan harinya, Ane juga mulai dapat mengangkat badannya. Perbedaannya adalah saat itu Ane memang diajarkan.
Setelah melihat Ana yang dapat merangkak perlahan membuat saya berniat untuk ajarkan Ane juga. Dan berhasil, ternyata Ane juga dapat merangkak. Mereka berdua mulai mengeksplorasi gerakannya di atas karpet secara bersamaan. Alhamdulillahh.

Yeeeeaaaaayy! Asyiknya melihat dua bayi bergerak kesana kemari. Kegiatan bermain pun semakin seru, karena mereka semakin lincah bergerak. Bahkan penjagaan pun harus ditambah dua kali lipat, karena kali ini mereka sudah dapat berpindah posisi dengan cepat.

Baca juga: Kalian Memang Keren

Ruangan dirapikan, tidak ada banyak barang yang dapat mengganggu ruang gerak mereka. Lantai selalu dibersihkan agar mereka nyaman untuk merangkak. Satu hal yang paling penting adalah memberi penghalang sebagai batas teritori ruang gerak mereka.

Jika tidak seperti itu, Ana pernah merangkak hingga mau masuk kamar mandi dan Ane menuju dapur!

Bulan berikutnya kepandaian bertambah. Kali ini Ane yang memulai. Dia berhasil berdiri dengan menjadikan kursi sebagai pegangan. Saya membantunya untuk kembali berdiri dan sedikit demi sedikit melepasnya beberapa saat.

Badannya sedikit goyang, bahkan terjatuh beberapa kali. Tapi keinginannya sangat kuat. Ane terus mencoba beberapa kali. Bahkan dia terus mencoba hingga akhirnya merasa lelah dan menyandarkan badannya dan kepalanya dengan posisi memeluk kursi. Lucu!

Ternyata sedikit berbeda dengan Ana. Saya baru menyadari kalau Ana sedikit ragu ketika diajarkan untuk berdiri. Walau dipegang, Ana tetap tidak mau melepaskan tangan, meminta untuk terus dipegang.

Bahkan dia tidak tertarik dengan mainan kesayangannya yang saya simpan di atas kursi. Maksudnya sebagai alat pancing, tapi ternyata diabaikan. Sempat heran dan memutar otak bagaimana caranya supaya Ana termotivasi untuk belajar berdiri.

Akhirnya saya berdiri lalu mengangkat Ana dan menyimpan tangannya di betis. Ternyata ini cukup berhasil. Ana mau berdiri tanpa saya pegang lama. Lalu saat dia terjatuh, mau berdiri sendiri.

Akhirnya kedua bayi ini dapat merangkak dan berdiri. Tentu harus lebih siaga lagi memberi pengasuhan. Lagi-lagi barang yang berpotensi bahaya segera diamankan ke tempat yang lebih tinggi dan jauh dari area mereka bermain. Sejak mereka bisa berdiri sendiri, mereka juga secara langsung belajar untuk melangkahkan kaki dengan cara merambat, yaitu menggunakan dinding atau benda lain sebagai penopang.

Ketika anak mulai kuat berdiri dan semakin lincah merambat, saya mulai mengenalkan cara berjalan dengan memegang kedua tangnnya. Mereka sangat semangat. Tak sabar mereka menunggu giliran belajar berjalan ini. Mungkin karena merasa seru dapat mengelilingi ruangan dengan kegiatan yang baru.

Aaaah, jangan tanya bagian punggung yang ngilu atau sakit saat kembali menegakkan badan. Mengajarkan dua balita berjalan dalam waktu bersamaan itu memang sebabkan penyakit encok singgah. Tapi melihat semangat mereka yang meminta jalan membuat saya pun kembali kuatkan hati untuk mengajarkan mereka.

Benar saja, tepat usia sepuluh bulan Ana sudah dapat melangkahkan kakinya untuk pertama kali. Ketika sedang duduk, dia mulai berdiri sendiri. Walau belum bisa ajeg tapi dia lalu melangkahkan kakinya perlahan.

Jatuh, kemudian berdiri  dan mencoba lagi, terus dia lakukan itu. Saya membantu menjaga di dekatnya agar tidak terluka. Hingga pada hari yang sama, dia bisa lakukan beberapa langkah maju. Akhirnya Ana dapat berjalan lancar, sehingga dia lebih mudah bergerak untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Ternyata kemampuan berjalan Ana dan Ane kali ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Selama dua bulan, Ane masih belum tertarik untuk belajar berjalan. Dia masih saja asyik dengan rangkakan dan jalan merambatnya. Motivasi dan rangsangan selalu dilakukan, tapi Ane belum mau berusaha dengan kuat.

Suatu saat abahnya Nane sedang menyuapi anak-anak makan dengan nasi tim dan sayur sop. Mungkin karena lama dan Ane sudah tidak sabar, akhirnya dia berdiri dan memulai langkah pertamanya sendiri. Ane berusaha menuju mangkuk yang ada di atas meja.

Melihat kejadian ini spontan kami bersorak, dan ternyata kegembiraan kami ini menjadi semangat Ane untuk mencoba kembali. Sayur sop menjadi alat pancing untuk Ane mau belajar melangkah. Setiap sendok yang diberikan menjadi hadiah dia bisa berhasil berdiri dan berjalan.

Mashaa Allah, sungguh bahagia tak terkira akhirnya melihat mereka bisa berjalan sendiri. Seiring waktu, langkahnya pasti akan semakin kuat. Sudah pasti PR semakin bertambah. Tak boleh lengah dan harus selalu siap dengan setiap kondisi.

Anak yang masih belum stabil gerak dan kekuatannya masih membutuhkan penjagaan yang ekstra. Mereka harus diajarkan melalui pembiasaan-pembiasaan baik yang diterapkan secara kontinue. Orang dewasa harus memberikan pendampingan dengan penuh kasih sayang, agar percaya diri, semangat dan kebahagiaan mereka dapat terjaga.

Setiap bulan selalu menemukan hal baru dalam diri Nane. Baik secara fisik, keterampilan bahkan emosinya. Mereka memperoleh keterampilan gerak dalam waktu yang berbeda, dan ini membuat saya semakin sadar dan yakin bahwa tak ada yang sama di dunia ini.

Pasangan kembar yang selama 32 minggu berada dalam tempat yang sama pun, nyatanya miliki masa yang berbeda untuk memperoleh keterampilan dalam hidupnya. Allah benar-benar telah mengatur setiap kebutuhan manusia dengan sempurna. Tak boleh ada iri, karena semua yang ditakdirkan adalah yang terbaik.

Nane, perbedaan itu akan selalu ada. Bahkan sejak kecil pun kalian adalah berbeda. Tetap menjadi diri sendiri dan saling mendukung satu dengan yang lain. Itu yang akan menjadi bekal agar hubungan persaudaraan kalian semakin erat.

Ummi yakin, kelak jika kalian semakin dewasa akan semakin menemukan banyak perbedaan. Nikmati itu semua dan selalu belajar untuk saling menerima. Yakini kalau Allah sudah berikan garis takdir terbaik untuk kalian berdua.


14 komentar on "Semua Tak Pernah Sama"
  1. Bahagia ya menemukan sesuatu dalam tumbuh kembangnya itu membahagiakan sekali seperti aku yang melihat sendiri tumbuh kembang 3 jagoan yang lahir dalam kurun waktu 4 tahun dan berdekatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Miss...Aih, semuanya laki-laki ya? Pasti seru banget waktu mereka masih kecil yaaaa

      Hapus
  2. Ngebayangin muka Ana waktu duduk kok rasanya ada bulir bahagia merambat di hati aunty, nih ... Aaaah pasti lucu sekali mengikuti tumbuh kembang si kembar ya, mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Aunty...terima kasih. Memang mengasyikan Mbak, lihat pertumbuhan mereka yang cepat, sekarang malah jadi rindu...

      Hapus
  3. Semoga selalu akur ya Nane. Meski ada kompetisi di antara kalian kelak, semoga nggak bikin kalian abai dengan rasa kasih sayang antara kalian berdua.

    BalasHapus
  4. Memang benar kembar itu tak selalu sama, namanya DNA pasti memiliki perbedaan. Tapi seru yaa si kembar jadi tau kelebihan dan kekurangan masing-masing. Serta saling menghargai satu sama lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Steffi, betul banget. Mereka jadi harus bisa saling mengisi dan menlengkapi dengan perbedaannya itu.

      Hapus
  5. Wah senengnya punya si kembar. Pasti bahaia saat melihat tumbuh kembang keduanya. Semoga selalu sehat dan sama-sama pintar. Jd gemes membayangkan dua wajah imut kalian, Ana dan Ane...

    BalasHapus
  6. Kebayang lucunya punya anak kembar, apalagi perempuan. Aaah, rasanya pengen diuwel-uwel hihihi
    Ternyata meski kembar, tumbuh kembang Nane gak sama ya, Teh.
    Sekarang mereka sudah jadi abege aja :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya teh, enggak sama... Xixi, beneran Teh, aku aja Emaknya sering banget uwel-uwel mereka kebablasan.

      Hapus
  7. MasyaAllah, membaca ini rasanya seperti memperhatikan langsung Ana dan Ane. Alhamdulillah senangnya punya anak kembar, tumbuh kembangnya juga berbeda ya mbak. Semoga semuanya selalu sehat:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, makasih banyak Mbak Dewi buat doanya.

      Hapus

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9