Siapa yang memiliki cita-cita perpisahan dalam pernikahannya? Tidak ada. Bahkan dalam keadaan baik-baik saja, suami istri akan dipisahkan oleh maut. Fenomena menjadi orang tua tunggal semakin marak. Keadaan ini tidak perlu diperdebatkan tentang sebab akibatnya. Hal yang harus diperhatikan adalah cara agar para orang tua tunggal ini dapat survive.
Rasa bersalah sering muncul pada orang tua tunggal saat harus berhadapan dengan
anak. Biasanya, pada saat anak sedang tertidur, menangis, atau merengek, orang
tua tunggal akan semakin merasa bersalah dan sedih berkepanjangan.
Perasaan bersalah ini harus segera diatasi. Mereka harus tetap bahagia untuk diri sendiri dan keluarganya. Memang tidak semudah berbicara. Pada kenyataannya, ada banyak orang tua tunggal yang harus berjuang ekstra.
Iya, para orang tua tunggal harus berusaha keras untuk bisa
memenuhi kebutuhan materi, mengurus anak, menjaga stabilitas emosi dan sosialnya, serta masih banyak lagi. Namun percayalah, semua itu akan dapat diatasi ketika mulai
memperbaikinya.
Bagaimanakah caranya? Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa bersalah.
Mengenali dan Menerima Perasaan Bersalah
Semakin menolak maka semakin sulit untuk bisa terhindar dari
perasaan bersalah. Para orang tua tunggal harus menyadari jika keadaan yang terjadi
adalah perjalanan hidup yang harus dilalui. Sadari jika memang ada kesalahan
yang pernah diperbuat tanpa harus menghakimi diri sendiri. Berusaha untuk
bersikap objektif dan tetap memaafkan yang sudah terjadi sebagai upaya untuk
melepaskan diri dari perasaan bersalah.
Hilangkan perasaan bersalah berlebih karena itu hanya akan
membuat posisi mental semakin terpuruk. Tidak usah merasa paling bersalah
karena posisi ini biasa dialami juga oleh orang tua tunggal lainnya.
Mencari Sumber Rasa Bersalah
Perasaan bersalah tidak akan muncul tiba-tiba. Biasanya ini
akan muncul karena overthinking. Sebaiknya hentikan dan mulai untuk fokus
menelusuri penyebab perasaan bersalah itu muncul. Jika sudah ditemukan, segera
mencari solusi dan memperbaikinya perlahan.
Menyelesaikan permasalahan dengan segera akan membuat orang
tua tunggal lebih konsentrasi pada hal yang lebih penting. Misalnya memperbaiki
hubungan bersama anak, keluarga atau mungkin memulihkan perekonomian kembali.
Baca juga: Orang TuaTunggal: Mengatur Keuangan
Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri
Tidak ada manusia yang sempurna. Begitu juga dengan pasangan
yang berpisah sehingga akhirnya harus menjadi orang tua tunggal. Sebaiknya
berhenti menyalahkan diri sendiri. Fokus saja pada upaya memperbaiki. Berikan
dedikasi yang besar kepada anak-anak agar mereka dapat tumbuh seperti
seharusnya.
Lakukan Self Care
Keseimbangan dan kesejahteraan emosional orang tua tunggal
harus dijaga. Ada banyak hal yang dapat dilakukan sebagai wujud kepedulian
terhadap diri sendiri. Orang tua tunggal wajib meluangkan waktu untuk
kesenangan dan kenyamanannya.
Melakukan aktivitas yang disukai akan membuat hati tenang
dan gembira. Entah itu melakukan hobi, travelling atau bahkan hanya dengan
mendengarkan musik sambil ngemil di kamar pun itu sudah menjadi salah satu
bentuk self care.
Lingkungan yang mendukung tidak mungkin terbentuk dengan begitu
saja. Ada beberapa upaya yang harus dilakukan orang tua tunggal agar memiliki
lingkungan yang kondusif. Mencari dukungan dari lingkungan sekitar sangat
dibutuhkan untuk dapat menguatkan.
Bergabunglah dengan kelompok orang tua tunggal. Hal ini akan
lebih memudahkan untuk saling memahami. Berkomunitas dengan anggota yang memilki
cerita sama akan memberi dukungan secara psikologis.
Membangun Komunikasi Terbuka dengan Anak
Hubungan orang tua tunggal dengan anak-anak harus dijaga
dengan baik. Bangunlah komunikasi intens dan terbuka dengan anak. Kegiatan ini
akan menjadi salah satu cara untuk saling memberi semangat dan kepercayaan.
Komunikasi yang dibangun dengan penuh kasih sayang akan
memberi kesempatan orang tua dan anak untuk tumbuh sehat secara psikologis. Perubahan
kondisi yang terjadi tidak akan memberi dampak negatif terhadap kehidupan
selanjutnya.
Baca juga: 10 Tantangan sebagai Orang Tua Tunggal
Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas
Menjadi orang tunggal memang akan menambah kesibukan. Ada
banyak hal yang harus dikerjakan serba sendiri. Namun hal ini tidak membuat
hubungan orang tua dan anak menjadi jauh. Berikan waktu berkualitas kepada
anak. Jadikan setiap momen memiliki arti, baik untuk orang tua maupun anak.
Bersedia Menerima Bantuan
Orang tua tunggal membutuhkan bantuan orang lain. Ini adalah
sebuah keadaan yang harus diterima dengan lapang dada. Adakalanya manusia
memiliki gengsi yang tinggi sehingga tidak mau menerima uluran tangan orang
lain.
Padahal, perhatian dan dukungan pihak lain akan membantu
orang tua tunggal bisa pulih lebih cepat. Bahkan mungkin saja bisa tumbuh dan
berkembang dengan pesat karena mendapatkan support system yang baik.
Berpikir Realistis dan Berhenti Membandingkan
Mengalami situasi yang berbeda dengan orang lain kerap
membuat seseorang membuat perbandingan. Perasaan minder karena melihat keadaan yang
lain akan membuat orang tua tunggal semakin tertekan. Berpikirlah realistis
tentang apa yang terjadi. Dengan demikian, pikiran akan lebih positif dan fokus
pada kehidupan sendiri.
Mengatasi perasaan bersalah pada orang tua tunggal
membutuhkan proses. Namun tidak ada yang sulit ketika pikiran positif dan
semangat dapat terus dijaga. Orang tua tunggal harus memulihkan perasaan agar
anak-anaknya dapat tumbuh sehat lahir dan batin. Orang tua tunggal juga dapat melanjutkan
hidupnya dengan cita-cita baru. Mereka bisa tumbuh menjadi sesorang yang baru
dengan kebesaran jiwanya.
Orang tua tunggal, tetaplah optimis menjalani hidup. Masa depan
yang lebih baik akan ditentukan oleh langkah hari ini. Semangat.
Sumber gambar: Pixabay
Be First to Post Comment !
Posting Komentar