Tantangan abad ke-21 tidak bisa dianggap remeh. Peran ibu sangat besar terhadap perubahan teknologi, dinamika ekonomi global, dan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan. Kita perlu mempersiapkan diri dan anak-anak untuk menghadapi perubahan zaman yang sangat cepat. Namun, di tengah kondisi seperti ini, ada banyak ibu yang mulai khawatir dan mencari solusi untuk menghadapinya.
Tenang, kita tidak sendiri, pemerintah Indonesia telah berupaya menjawab tantangan ini melalui konsep Kurikulum Merdeka. Para ibu bisa berkontribusi dalam dunia pendidikan melalui kegiatan Ibu Penggerak. Ada banyak hal yang bisa dipelajari dan dipraktikan agar pendidikan anak-anak kita menjadi lebih baik.
Baca juga: Peran Ibu Penggerak dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
Apa Itu Kurikulum Merdeka?
Ibu tidak bisa dipisahkan dengan kurikulum. Faktanya, seorang ibu terlibat secara aktif dalam pendidikan anak. Ibu akan selalu memberi perhatian dan memberi bimbingan kepada anak-anaknya agar dapat mendapat pendidikan yang lebih baik. Ibu juga lebih sering mempelajari kurikulum sebelum memasukkan anaknya ke sekolah tertentu.
Sebelum kita terlalu jauh, mari kenali dulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan sebuah inovasi pendidikan yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan berbagai keterampilan guna menghadapi tantangan abad ke-21. Ini bukan hanya soal menghafal pelajaran, tetapi lebih mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, memcahkan masalah, komunikasi, literasi digital, dan kemampuan berkolaborasi.
Tantangan Abad Ke-21
1. Revolusi Teknologi
Abad ke-21 dikenal sebagai era digital. Semua aktivitas manusia akan bertumpu pada kemampuan digital. Mau tidak mau, masyarakat dituntut untuk dapat beradaptasi dengan ragam kecanggihan teknologi. Dalam dunia pendidikan, Kurikulum Merdeka berusaha memastikan siswa memahami dan mampu menggunakan teknologi secara bijaksana.
Pembelajaran tidak lagi terfokus pada buku tulis, melainkan melibatkan teknologi interaktif dan sumber daya daring. Para siswa akan diarahkan untuk dapat berpikir kritis dan kreatif dalam digitalisasi sesuai dengan jenjang pendidikan. Secara terstruktur para siswa akan belajar untuk memanfaatkan teknologi sebagai media positif dalam kehidupan sehari-hari.
2. Globalisasi
Perkembangan teknologi memungkinkan masyarakat di dunia dapat saling berkomunikasi dan bertemu. Hal ini dapat dikatakan sebagai globalisasi. Melalui Kurikulum Merdeka, peserta didik diajak untuk memahami dan menghargai keberagaman budaya serta mempersiapkan diri menjadi warga global. Para siswa diarahkan untuk dapat bersaing tanpa kehilangan identitas bangsa.
Kurikulum Merdeka akan membantu para siswa bangga menjadi bangsa Indonesia. Mereka akan mampu bersaing dengan masyarakat dunia sehingga membuat harus nama bangsa Indonesia.
3. Perubahan Ekonomi
Kecakapan individu akan berdampak positif terhadap perekonomian. Maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keahlian agar mampu mengembangkan perekonomian bangsa. Kurikulum Merdeka menitikberatkan pada keterampilan kewirausahaan dan pemahaman ekonomi global. Kurikulum Merdeka mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Bagaimana Kurikulum Merdeka Menjawab Tantangan Ini?
Kurikulum Merdeka telah dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan penguatan karakter pada siswa sesuai dengan jenjang pendidikannya. Kurikulum Merdeka memberi peluang kepada guru dan siswa untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Ada tiga karakteristik Kurikulum Merdeka yang akan mampu menjawab tantangan dalam dunia pendidikan saat ini.
1. Pengembangan keterampilan dasar dan karakter
Kurikulum Merdeka memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat menguasai keterampilan teknis dan nonteknis. Keterampilan teknis akan meliputi kecakapan siswa dalam melakukan pekerjaan tertentu. Sedangkan keterampilan nonteknis meliputi pengembangan komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan memecahkan masalah.
2. Fokus kepada materi esensial
Kurikulum Merdeka akan lebih fokus kepada materi-materi yang dibutuhkan oleh siswa. Dalam pemberian materi pun guru akan memperhatikan tingkat relevansi. Tujuannya adalah agar siswa dapat memperdalam dan menguasai materi literasi dan numerasi hingga tuntas.
3. Pembelajaran yang fleksibel
Capaian belajar setiap anak tentu akan berbeda. Hal ini juga yang menjadi dasar Kurikulum Merdeka mengusung pembelajaran yang fleksibel. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka memfasilitasi pembelajaran diferensiasi. Setiap anak akan memiliki peluang memahami materi sesuai dengan kemampuannya.
Kurikulum Merdeka hadir sebagai jawaban atas kompleksitas tantangan abad ke-21. Dengan pendekatan yang santai namun faktual, kita berharap agar setiap peserta didik dapat tumbuh menjadi individu yang kreatif, inovatif, dan siap menghadapi dunia yang terus berubah. Mari dukung bersama upaya perubahan ini untuk masa depan yang lebih baik!
Sumber:
https://kurikulum.kemdikbud.go.id
Be First to Post Comment !
Posting Komentar