Tidak dapat dimungkiri jika pendidikan menjadi pondasi utama bagi perkembangan anak-anak. Saat ini, pendidikan di Indonesia mengusung Kurikulum Merdeka sebagai upaya mencerdaskan anak bangsa. Tujuannya bukan hanya cerdas secara akademik saja tetapi memiliki karakter positif sesuai dengan nilai-nilai dalam Pancasila.
Lalu bagaimanakah peran ibu dalam implementasi Kurikulum Merdeka ini?
Merdeka Belajar: Sebuah Paradigma Baru
Pada awalnya, saya pun sama seperti orang tua lain yang bertanya-tanya setiap ada perubahan kurikulum. Kenapa harus diganti sementara yang kemarin juga belum terlihat hasilnya? Apakah dengan mengubah kurikulum pendidikan di Indonesia akan menjadi lebih baik? Pertanyaan lain pun sering muncul, apalagi kalau sudah berkumpul dengan orang tua lainnya.
Demikian halnya dengan Kurikulum Merdeka. Saat pemerintah mengumumkan perubahan kurikulum untuk semua jenjang pendidikan, ada banyak kegelisahan di lingkungan masyarakat. Pertanyaan semakin berkembang dan liar tanpa mau mencari tahu terlebih dahulu tentang apa, mengapa dan tujuan dari perubahan tersebut.
Pemerintah menyusun Kurikulum Merdeka sebagai upaya untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Pada saat itu, semua orang dituntut untuk dapat berpikir kritis (critical thinking), kreatif (creativity), bekerja sama (collaboration), dan berkomunikasi (communication), memecahkan masalah dan terampil dalam literasi digital.
Atas dasar itulah sebuah paradigma baru mulai ditanamkan kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Mereka tidak hanya dijejali oleh ilmu pengetahuan tetapi juga keterampilan. Tujuannya adalah menjadikan mereka cakap dalam melakukan sesuatu sehingga dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Di sinilah peran orang tua, khususnya ibu sangat diperlukan. Proses belajar anak-anak akan memberikan hasil maksimal ketika ibu dapat memberi dukungan. Para ibu dapat menjadi fasilitator pembelajaran di rumah, menciptakan lingkungan belajar yang stimulatif dan mendukung. Hal tersebut tentu saja dapat membuat anak semangat untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Ibu Penggerak: Mendukung Proses Pembelajaran Aktif Anak-anak
Untuk memahami Kurikulum Merdeka ini, ibu juga harus mau membuka diri untuk mempelajarinya. Kesadaran ini akan sangat membantu aktivitas belajar anak di sekolah dan di rumah. Ibu tidak hanya berperan sebagai penyemangat dan pendukung saja. Ibu juga berperan sebagai penggerak utama yang membimbing anak untuk memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajari.
Lalu biasanya akan timbul celotehan, “Ternyata ribet juga ya punya anak yang masih sekolah?”
Tentu saja tidak. Selama kita sebagai ibu memiliki keinginan untuk menjadikan anak-anak lebih baik, pasti memiliki kesadaran untuk belajar kembali tentang banyak hal, termasuk tentang Kurikulum Merdeka.
Baca juga: Ibu Penggerak: Kurikulum Merdeka Menjawab Tantangan Abad Ke-21
Mengenal Ibu Penggerak Sidina Community
Ibu Penggerak merupakan program Kemdikbudristek yang memberdayakan peran ibu dalam mengoptimalkan potensi anak-anaknya. Melalui berbagai pelatihan dan dukungan, para ibu diberdayakan untuk menjadi fasilitator pembelajaran di rumah, menciptakan lingkungan belajar yang stimulatif dan mendukung.
Sidina Community menginisiasi Ibu Penggerak sebagai gerakan pembelajar sepanjang hayat. Tujuannya adalah agar para ibu dapat membersamai anak dalam masa tumbuh kembangnya dengan maksimal. Ibu Penggerak pun akhirnya dapat menjadi wadah bagi para perempuan untuk berperan aktif dalam dunia pendidikan serta membantu Kemdikbudristek dalam mensosialisasikan kebijakan serta program-programnya.
Alhamdulillah, pada 17-19 November 2023 saya mendapat kesempatan untuk mengikuti ToT Fasilitator Ibu Penggerak. Saya dan 50 orang ibu lain yang berasal dari berbagai kota di Indonesia mendapat kesempatan untuk belajar bersama tentang Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini benar-benar memberi pengalaman yang sangat berkesan. Kami tidak hanya dijejali oleh ilmu dan wawasan, tetapi juga motivasi untuk mau menyebarkan informasi terkait dunia pendidikan kepada ibu-ibu lainnya.
Semangat ini jugalah yang pada akhirnya membuat saya membuat tulisan ini. Bagi saya, Sidina Community memiliki visi, misi, dan program yang jelas sehingga para ibu pun memiliki agenda belajar yang terstruktur. Khususnya dalam implementasi program Merdeka Belajar.
Saya percaya, ketika seorang ibu memiliki ilmu dan wawasan, dia akan dapat membimbing anak-anaknya lebih baik lagi. Lalu ketika seorang ibu mau berbagi informasi dan pengalamannya kepada orang lain, akan semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari setiap kebijakan yang Kemdikbudristek buat.
Strategi Ibu Penggerak dalam Mendukung Kurikulum Merdeka Belajar
Tujuan dari Kurikulum Merdeka akan tercapai berkat kerjasama semua pihak, termasuk orang tua. Ibu Penggerak yang peduli dengan dunia pendidikan dapat memberi kontribusi besar melalui cara:
1. Keterlibatan Aktif: Ibu Penggerak terlibat langsung dalam mendampingi anak-anak belajar, mendorong pertanyaan, dan memfasilitasi diskusi untuk meningkatkan pemahaman.
2. Pemanfaatan Sumber Belajar: Ibu Penggerak didorong untuk kreatif menggunakan sumber daya di sekitar, termasuk teknologi, untuk melengkapi pembelajaran formal anak-anak.
3. Menggali Minat dan Bakat: Ibu Penggerak membantu anak-anak menemukan minat dan bakat mereka, memadukan hal tersebut dengan materi kurikulum untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih berarti.
Baca juga: TOT Ibu Penggerak: Sidina Community Wadah Ibu Belajar Kurikulum Merdeka
Tantangan dan Peluang Menjadi Ibu Penggerak
Walau memiliki peran sentral, ibu juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti keterbatasan waktu dan pengetahuan. Seorang ibu memang sangat banyak tetapi pendidikan tidak akan pernah lepas dari perhatian yang utama. Selain mengatasi semua permasalahan sendiri, seorang ibu juga dituntut untuk bersikap cerdas dan tepat agar dapat memaksimalkan perannya.
Sidina Community sebagai wadah Ibu Penggerak bisa menjadi jembatan Kemdikbudristek untuk mensosialisasikan dan berperan aktif terhadap kebijakan yang telah disusun. Para Ibu Penggerak ini juga dapat berkolaborasi dengan sekolah, dinas pendidikan, organisasi, komunitas dan berbagai stakeholder pendidikan lainnya untuk mencapai tujuan anak-anak bangsa dalam Merdeka Belajar.
Peran Ibu sebagai Kunci Sukses Kurikulum Merdeka Belajar
Peran ibu sebagai penggerak utama dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar sangat penting. Berbagai kebijakan dan program pemerintah dalam dunia pendidikan dapat menjadi lebih efektif dan bermakna. Melalui keterlibatan dan dukungan para ibu, anak-anak tidak hanya memahami materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan hidup. Kecakapan inilah yang akan membawa mereka meraih kesuksesan di masa depan.
Pada akhirnya, sebagai ibu harus menyadari jika peran kita bukan hanya mendampingi, tetapi juga menjadi pilar utama dalam membentuk generasi yang unggul dan siap menghadapi tantangan global.
Bagaimana, setuju?
Sumber: https://www.kemdikbud.go.id/
Be First to Post Comment !
Posting Komentar